Mengenal Tuhan, Kita dan Do’a | Sebuah Revie Buku Seni Merayu Tuhan
Judul : Seni Merayu Tuhan
Penulis : Habib Husein Jafar Al- Haddar
Penerbit : Mizan
Tahun : 2022
Tebbal : 228 halaman
ISBN : 978-602-441-255-5
“Jalan awal menyayangi Tuhan adalah dengan mengenal diri sendiri.”
Itulah salah satu dari beberapa kutipan menarik Habib Ja’far dalam bukunya yang berjudul “Seni Merayu Tuhan”. Pada tahun 2022, Mizan menerbitkan buku karya Habib Husein Ja'far yang berjudul "Seni Merayu Tuhan". Buku setebal 228 halaman ini memuat makna, pelajaran serta cerita-cerita terdahulu yang menarik. Hal yang menjadikan buku ini menarik adalah karena bahasa yang digunakan Habib Ja’far begitu kekinian sehingga kita yang membacanya pun akan mudah memahami maksud yang disampaikan penulis. Buku ini merupakan buku berbasis agama yang modern dan asyik untuk dibaca. Selain bahasanya yang mudah dipahami dan sangat kekinian, visualisasi dalam buku ini juga sangat menarik dan tidak membosankan.
Dalam buku ini, Habib Husein Ja'far mengajak kita untuk lebih mengenal siapa Tuhan kita. Bahkan beliau menuliskan sebuah kalimat yang mungkin menimbulkan pertanyaan besar yaitu, "Tuhan bisa kita lihat di cermin" Nah, apa maksudnya? Bagaimana mungkin kita bisa melihat Tuhan dari cermin? Sebetulnya pertanyaan tersebut hanya sebuah perumpamaan. Maksud dari pertanyaan tersebut adalah jika kita ingin melihat Tuhan, maka kita harus menghadirkan Tuhan dalam diri kita. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menjadi hamba yang taat.
“Seseorang yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuhannya,” ungkap Habib Husein Ja’far dalam bukunya.
Seperti yang kita ketahui, kebanyakan manusia bahkan mungkin diri kita sendiri lebih pandai dalam mengenali orang lain daripada diri sendiri. Manusia lebih pandai ketika mengulik tentang orang lain daripada tentang dirinya sendiri. Apalagi jika berkaitan dengan keburukan dan kekurangan. Manusia lebih pandai mengungkap kekurangan dan kelemahan orang lain daripada mengakui kekurangan dan kelemahan diri sendiri. Melalui buku ini kita diajak untuk bermuhasabah diri, merefleksikan diri dan kembali membaca siapa sebenarnya kita, siapa Tuhan kita dan untuk apa kita sesungguhnya dicipta?
Dalam buku ini juga disampaikan konsep ketuhanan dan kegamaan dengan sederhana, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami. Dengan sampul orange dan biru serta gambar-gambar menarik yang diterapkan menambah keindahan visual dari buku tersebut. Siapapun yang membaca buku ini pasti akan terbawa hanyut dalam lautan kerinduan dan kecintaan kepada Tuhannya.
Buku ini sangat cocok dibaca oleh generasi muda yang ingin mengenal lebih dalam tentang agama Islam dan tentang Tuhan. Dengan gaya berdakwah yang sangat milenialis Habib Husein Ja'far mengajak kita sebagai pembacanya untuk lebih mengenal Islam secara lebih dalam. Melalui buku ini pula kita akan memahami bahwa Islam ternyata tidak serumit dan sekaku yang kita bayangkan sebelumnya. Tapi ternyata Islam merupakan agama yang asyik dan menarik untuk diselami lebih dalam lagi.
9 Rayuan untuk Tuhan
Pertama, rayulah Tuhan dengan menjadikan diri sebagai sumber kebaikan. Karena Allah menyukai orang yang berbuat baik. Hal ini sejalan dengan surat al baqarah : 195. Kedua, rayulah Tuhan dengan meniru Nabi Muhammad SAW, karena Allah menyukai orang yang mengikuti jalan Radulullah SAW. Hal ini sejalan dengan surat Ali imran ; 31. Ketiga, rayulah Tuhan dengan menjadi hamba yang bertaqwa. Keempat, rayulah Tuhan dengan menjadi hamba yang selalu bersabar. Kelima, rayulah Tuhan dengan menjadi orang yang bertawakal.
Keenam, rayulah Tuhan dengan menjadi orang yang adil. Ketujuh, rayulah Tuhan dengan menjadi manusia yang bersatu dan mencitai kedamaian. Kedelapan, rayulah Tuhan dengan menjadi orang yang bersih. Kesembilan, rayulah Tuhan dengan menjadi orang yang bertaubat.
Begitulah cara Habib Husein Ja’far memaparkan 9 cara merayu Tuhan. Dalam salah satu bab di buku ini dijelaskan bahwa Tuhan itu sangat senang ketika seorang hamba merayu-Nya. Merayu di sini memiliki arti berdoa dengan tulus hati dan bertaqwa.
Sejatinya, jarak terdekat manusia dengan Tuhan adalah manakala kita merayu-Nya. Sebab Nabi Muhammad SAW pernah berkata Tuhan adalah kekasih tertinggi kita yang Maha Indah dan menyukai keindahan. Para sufi juga pernah berkata satu sujud saja yang betul-betul menyentuh rahmat-Nya, sehingga Dia akan memberimu segalanya, termasuk surga-Nya.
Melalui tulisannya Habib Ja’far menyampaikan sebuah kutipan, “Berdo’a merupakan momentum paling syahdu untuk merayu Tuhan. Kunci seni dalam merayu Tuhan adalah jangan mendikte dalam berdo’a. Berdo’alah dengan rayuan bukan dengan tuntutan.”
Kelebihan buku ini adalah sarat akan makna, mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. Cara berdakwah yang sangat kekinian dari Habib Husein Ja’far membuat buku ini cocok dibaca oleh generasi muda yang ingin mempelajari dan mendalami agama serta Tuhannya. Sementara kekurangan dari buku ini adalah karena beberapa materi yang ditulis dalam buku ini sudah pernah disampaikan oleh Habib Husein Jafar dalam ceramahnya maka mungkin bagi penggemar Habib Ja’far yang selalu setia mendengarkan ceramahnya buku ini jadi kurang menimbulkan rasa penasaran.
Comments
Post a Comment